[#30DWC: DAY 5] Mona Lisa
#30DaysWritingChallenge
DAY 5 - Mona Lisa
by hvnlysprng
write a story about your favorite fictional character
∞
Henrietta pernah tersesat di Louvre.
Saat itu usia Henrietta empat belas tahun.
Berbekal kemampuan berbahasa Perancis di bawah rata-rata, ia bertandang ke
museum paling terkenal seantero Paris bersama rombongan murid sekolahnya dari
London. Perang baru saja berakhir kurang dari dua tahun sebelumnya, Louvre
penuh sesak oleh pengunjung yang merindukan keindahan seni setelah begitu lama
terbelenggu masa abu-abu.
Henrietta ingat betul ia menghabiskan
nyaris dua puluh menit pertama hanya untuk termenung memandangi Venus de Milo
di tengah ruangan berdinding marmer. Ia sibuk memikirkan mengapa patung Dewi Aphrodite
itu bisa jauh lebih dikenal sebagai ‘Venus’? Bagaimana orang-orang Yunani Kuno
bisa memahat patung seindah itu sekitar tahun 130 Sebelum Masehi?
Pertanyaan demi pertanyaan muncul silih
berganti dalam benak Henrietta. Lalu ketika sadar, ia sudah tenggelam di antara
orang-orang asing dari beragam ras dan suku bangsa. Bahkan memebedakan orang
Inggris dan orang Perancis saja sulit. Semua orang terlihat sama di mata
Henrietta―berpakaian gelap dan berwajah serius.
Henrietta adalah gadis yang tenang dan
bijaksana. Namun ia tetaplah remaja berumur empat belas tahun yang bisa merasakan
sedikit kepanikan menjalar kala ia memutuskan untuk melanjutkan ayunan tungkai.
Menerobos kerumunan yang membawanya pergi dari hadapan sosok jelmaan Aphrodite.
Malangnya, Louvre bukan tempat yang cocok
untuk tersesat.
Buta arah dan tak bisa membaca tanda jalan
berbahasa asing, Henrietta sadar ia telah melewati Winged Victory untuk kelima
kalinya. Gawat sekali. Bahkan tersesat di hutan sekitar Ainswick terasa jauh
lebih baik daripada berdiri kebingungan dikelilingi lukisan-lukisan yang seolah
menusukmu dengan tatapan menghakimi.
Saat itulah langkah kaki Henrietta
membawanya melewati satu lagi pilar penghubung ruangan. Dan ia bertemu pandang
dengan Mona Lisa.
Wanita anggun bergaun hitam itu jelas Mona
Lisa. Lagipula―siapa, sih, yang tidak mengenalnya? Ia berada tepat di ujung
ruangan, tersenyum sopan pada lusinan manusia yang mengerumuninya. Dari
kejauhan, ia terlihat lelah dan bosan, seolah hampir putus asa menunggu
kedatangan seseorang.
Henrietta kehabisan kata-kata.
Ia merasa ekspresi Mona Lisa berubah saat
mereka akhirnya saling beradu pandang. Rasanya bagaikan bertemu teman lama yang
namanya sudah terlupakan. Tapi teman lama itu terlihat sangat bahagia saat
bertemu denganmu, terkesan jelas dari kerling mata dan caranya berucap;
“Oh, Mademoiselle,
aku sudah menunggumu di sini selama berabad-abad.”
Meski wanita itu sebenarnya orang Italia,
bukan Perancis! Namun Henrietta bersumpah kalimat itu terpancar kuat dari sosok
Mona Lisa kala ia berjalan semakin mendekat. Bibir tipis itu masih tetap
tersenyum―tidak bergerak―kendati rungu Henrietta menangkap suaranya dengan amat
jelas.
“Mengapa engkau repot-repot menungguku, Madame?”
Di
hadapan Henrietta, Mona Lisa memandangnya penuh kehangatan. Ada rasa familiar
yang menyenangkan dari ekspresinya. Ada kurva manis nan ramah terpatri di
bibirnya. Henrietta tak pernah merasa begitu tersanjung, menjadi penantian atas
seseorang yang tak pernah terpikir untuk ia temui.
“Manusia selalu menunggu, Henrietta. Dan
aku diciptakan untuk menyambung sebuah penantian abadi. Siapapun boleh datang kapanpun, sementara aku
akan tetap di sini sampai mereka datang lagi suatu saat nanti.”
∞
Cerita ini terinspirasi dari video How the Mona Lisa became so overrated by
Vox dan salah satu komentar dari user Tessa T.
Tokoh Henrietta diambil dari buku The Hollow oleh Agatha Christie, Henrietta Savernake.
Tokoh Henrietta diambil dari buku The Hollow oleh Agatha Christie, Henrietta Savernake.
Maafkan karena hari ini terlambat publish sekitar satu jam setelah hari kelima berakhir.
Comments
Post a Comment