JCSDSM

 

Semestinya kita jadi satu pasang kebetulan di komik Kanisawa Chihiro. Bersinar sampul majalah Dessert atau Margaret. Halaman kita monokrom sedang rambutmu tak pernah konsisten diwarnai. Apakah pirang? Hijau daun mint? Ataukah merah jambu? Pembaca malah terlarut diskursus jadwal kunjunganmu ke salon alih-alih pengakuan cinta yang bolak-balik hangus kesempatannya. Sebagian dari mereka akan mengagumimu lebih dari yang kumampu. Habislah aku dituding-tuding Protagonis Stereotipikal Komik Gadis Remaja. Tidak punya teman? Kok, mudah sekali menangis? Cobalah berterus-terang. Bicaralah lebih sering. Berhenti jadi gadis pemalu! Tiap hari, Nona Komikus diwanti editornya soal keluhan ini-itu. Entah akan jadi apa. Harapku ia biarkan saja aku seperti ini, atau minimal jangan terlalu drastis direvisi; hanya di sana aku bisa rayakan kemiripanku dengan Takahashi Mari. Mestinya kita tamat di jilid lima. Tak usah embel-embel cinta segitiga. Yang begitu, sudah jatuh di pasaran harganya. Tidak masalah, Nona Komikus tepuk-tepuk pundakku. Lagi pula, ia berdalih, orang baik mana lagi yang cukup gila untuk terobos bingkai panelmu?—artinya kamu ini baik atau gila? Kamu tidak terima dilabeli keduanya. Kembang api merekah di pelataran, yakisoba tak habis kumakan, tinta-tinta partisi memudar. Satu lembar lagi, kamu bilang langitnya tampak paling indah malam ini.

Semestinya kita jatuh cinta seperti di komik gadis remaja.

Comments