Surat Kabar

Kudengar kepergianmu dari sebuah artikel di surat kabar.

Ingin sekali kutanyakan bagaimana perjalananmu dan apakah bus yang kau tumpangi sempat mogok di tengah jalan. Tiga tahun lalu kita pernah menaiki bus malam ke Semarang lalu melintasi bus lain yang kecelakaan hingga jatuh ke jurang. Hari ini pun aku masih merasa kau tak akan berani menaiki bus lagi, tetapi artikel di surat kabar bilang sudah sepekan terlewat sejak kau memutuskan untuk pergi.

Kudengar ibumu tetap tinggal di rumah dan kau hanya pergi seorang diri. Aku berniat menelepon untuk menanyakan kabarnya tetapi aku tidak yakin apakah nomor telepon rumahmu masih sama atau sudah lama kauganti. Surat kabar itu kulipat dan ketika menengok keluar jendela kulihat lampu-lampu tetanggaku menyala di tengah sunyi. Di luar sana begitu gelap, kupikir, apakah tidak apa-apa jika kau pergi seorang diri? Kota yang kautuju mungkin tak seindah apa yang dikatakan artikel-artikel surat kabar. Barangkali di sana tidak ada bioskop dan penjual kue putu keliling, barangkali kontrakan barumu terlalu luas dan kau kesulitan mengisi ruang-ruang kosong di dalamnya, barangkali kau akan merindukan ini semua dan berharap kita bisa kembali ke hari-hari lalu yang lebih bahagia.

Comments