Kalau Kalian Hidup di Angkasa Luar



Kalau kalian hidup di angkasa luar, artinya manusia sudah punah dan bumi telah hancur. Kalian mungkin terlahir kembali menjadi bintang-bintang, atau makhluk selestial yang melupakan potret biru langit terpantul di permukaan samudra. Bumi sudah tidak ada karena kalian terlanjur membangun kota-kota, gedung tinggi, peternakan, dan rumah kecil yang selalu kosong, semua hanya untuk dihancurkan lagi ketika setiap planet selesai mengorbit pusat tata surya.

Itu memang pekerjaanmu. Kamu membangun, lalu menghancurkan. Kamu tidak pernah puas dengan apa yang tanganmu rakit, yang benakmu pikir, yang dipuji orang-orang di stasiun dan diabaikan orang-orang yang berjalan kaki melewatimu begitu saja.

Dia pernah bilang, “Jangan tidur terlalu malam.” Namun tentu saja kamu tidak dengar, sebab dia hanyalah suara kecil di belakang kepalamu. Suara itu jaraknya milyaran tahun cahaya. Bahkan bintang saja perlu waktu jutaan tahun untuk mengirim pendar sinarnya ke langit bumi. Maka kamu mengira suara itu mungkin datang dari masa lalu—atau masa depan. Kamu tidak pernah tahu.

Di lain kesempatan, dia mencoba bicara denganmu mengenai rumah pertama yang kamu bangun di bulan, satu-satunya rumah yang tidak kamu hancurkan. Dia telah menduga suaranya tak mungkin mencapai kedua rungumu, sehingga dia menulis surat sepanjang buntut komet. Di situ dia menulis tentang jamur yang tumbuh di dinding dan atap rumahmu, warnanya biru seperti bercak-bercak penyakit cacar di kulit bayi. Bertahun-tahun lalu, kamu lupa mematikan keran kamar mandi hingga kini terbentuk danau susu di sekeliling bangunan rumah itu. Tanah di sekitar sana becek, terkadang sepatunya tersangkut lubang-lubang kecil ketika dia berjalan sambil memetik bunga-bunga snapdragon.

“Kamu akan terkejut kalau kuberitahu,” tulisnya di surat itu, “bahwa rumahmu terlihat menyedihkan dan aku selalu ingin menangis saat memandangnya dari atas gondola. Tapi aku tidak akan merobohkannya atau mematikan keran kamar mandinya, karena kamu pasti punya alasan kenapa meninggalkannya begitu saja.”

Pikirnya, mungkin suatu hari kamu akan kelelahan membangun dan menghancurkan, lalu kamu akan kembali ke rumah kecil menyedihkan yang kebanjiran dan ditumbuhi jamur itu.

Tapi kamu tak pernah membacanya.

Agaknya surat itu tersesat di tengah angkasa luar yang tak berujung, atau nahas disedot lubang hitam, atau mungkin hanya salah berbelok ke kiri saat kamu pergi ke kanan, dan salah berbelok ke kanan ketika kamu kembali ke kiri. Sudah dua tahun dan dia masih berbisik padamu setiap pagi, “Apa kamu sudah menerima surat dariku hari ini?”

Tidak ada waktu untukmu menjawab karena kamu selalu sibuk membangun kota-kota, gedung tinggi, peternakan, dan rumah yang kosong kamu tinggalkan. Sedangkan dia diam-diam memperhatikan hasilnya yang sudah jadi, lalu berkedip untuk mendapati semuanya hanya reruntuhan saja yang tersisa. Barangali kamu sendiri sudah tidak pernah memikirkan rumah pertama yang kamu bangun dari tanah bulan yang ternyata keju dan air bulan yang ternyata susu. Bagaimana dengan kota yang kamu bangun melayang di atas awan-awan venus?

Kamu selalu membangun, lalu menghancurkan, dan bukannya itu hal yang buruk—hanya saja orang-orang selalu datang untuk tinggal di puing-puing kota, gedung, dan peternakan. Itu karena kalian hidup di angkasa luar setelah bumi hancur dan manusia punah. Orang-orang ini tak punya tempat untuk pulang, sampai mereka menemukan reruntuhan yang kamu bangun lalu hancurkan.

Mungkin, dia pun termasuk salah satu dari orang-orang itu.

Dan mungkin—mungkin, akan lebih baik jika kamu tiba di hari ketika retak pada tembok gedung tidak lagi menakutimu, tata kota yang kurang simetris tidak lagi menggelitik nalurimu, ayam-ayam berisik di peternakan tidak lagi mengganggumu, dan rumah kecil dikelilingi danau tidak lagi kosong karena ditinggalkan pemiliknya. 




Untuk Eve-san
selamat ulang tahun

Comments

  1. Entah kenapa setiap kali baca ini, saya menangis T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak sedih ka, mungkin saya dapat "hangat" dari cerita ini :"D

      Delete
    2. Oh iya ka, kaka menulis cerita sehangat ini bagaimana caranya ka ? Saya kagum :D

      Delete
    3. Hmm bagaimana ya, karena cerpen ini didedikasikan untuk ulang tahun Eve jadi nulisnya sambil memikirkan Eve (hiya). Mungkin bisa dicoba juga, waktu kamu nulis sambil memikirkan seseorang :))

      Delete
    4. Ah, begitu ternyata. Baik ka, terima kasih atas sarannya :D nanti saya coba hihi :>

      Delete

Post a Comment