夜鷹の星、聞こえますか

[b]intang barat, sampai kapan mau berayun sabur limbur padahal kepala ini rela menengadah lewati dua tiga dua sepuluh lima belas purnama hanya untukmu? meski sejatinya, pertanyaan yang benar justru tak ada hubungannya denganmu yang dikutuk tuhan jadi chordeiles tengik; terlalu besar untuk masuk liang lahat lebih awal pun terlalu kecil untuk bermimpi jadi pangeran. tapi, toh, akhirnya tuhan kabulkan pintamu jadi bintang barat di sabur limbur sebab kau tak henti-hentinya merampak tiga lapis biru berbeda hingga setiap penghuninya ketakutan (padahal kau ini sekadar chordeiles rombeng berjarak sepuluh kali lipat usia mereka). kadang terpikir mengapa kau rela sekali mau berubah jadi ciptaan lain ketika rasa-rasanya hidup sebelumnya bersama kepak aviator lebih manis dan berangin, daripada cuma berluminensi dengan kedip-kedip seperti tunggangan aeronautika yang ditangisi ibunya sebab dahulu selalu habis terbakar di udara. ah, tapi, memangnya bebas itu apa? bebas itu bisa terlepas dari mahajana yang sudah sekian lama mengungkung anteseden kita bahkan sebelum monyet belajar cara menyigi. apa bebas artinya tak lagi dihantui lejar? benar, katamu, tak ada gunanya menumpuk erak terlebih bila puncanya mengeskalasi ekspektasi netra demi netra yang realitanya tak akan pernah puas memuntahkan bara seperih asura. itulah kenapa bintang barat hanya muncul sepanjang enam puluh detik paling biru di dunia, ketika burung lupa cara menyicit dan ayam masih menahan kantuk sambil berdiri. bintang barat, menurutmu, akankah tuhan cukup baik hati untuk mengakuri satu lagi insan yang ingin mengalir ke langit?



Catatan kaki:
[1] Mengambil referensi dari salah satu cerita pendek karya Miyazawa Kenji yang berjudul The Nighthawk Star (よだかの星), tentang seekor burung Nighthawk yang dikucilkan dan di ambang kematiannya memohon pada bintang-bintang untuk ikut dibawa ke langit.
[2] Ditulis untuk Y, yang mendiami kepala saya setiap saat, yang sudah melayang jauh bersama bintang-bintang tapi masih sempat menoleh ke sini.
[3] Ditulis untuk mimpi-mimpi yang terlalu abstrak untuk dipetakan.
[4] "... it must have required tremendous courage making a decision to give up, meaning you have great courage and you've worked hard until now."

Comments

Post a Comment